Minggu, 07 Oktober 2012

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian ketujuh)

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian ketujuh) 

Mahdi Sang Juru Selamat, bagaikan ruh musim semi yang menyejukkan hati dan menerangi jiwa. Namun musim semi itu belum tiba, kita harus terlebih dahulu merawat kebun kita dan menyebarkan bibit, serta menyiramnya. Seperti itulah kita harus menanti musim semi.
Musim semi bukan musim penanaman bibit, karena musim semi adalah musim berkembang. Pada hari di saat hujjah Allah terakhir itu muncul, dunia akan menyaksikan musim semi yang sejati, serta hati dan jiwa yang penuh dengan iman dan cinta akan merasa tenteram. Tidak diragukan bahwa terbitnya matahari itu telah semakin dekat, maka persiapkanlah diri kita untuk menyambut musim semi tersebut.
Kita telah sebutkan bahwa penantian, adalah mengharapkan terbitnya matahari keadilan di dunia yang telah tenggelam dalam kezaliman dan keburukan. Para penanti Imam Mahdi akan menyaksikan betapa beliau merupakan akumulasi dari sifat mulia dan terpuji para nabi Allah swt. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam riwayat, barang siapa yang ingin menyaksikan kepribadian Nabi Nuh, dan Musa, Ibrahim as, serta Muhammad saaw, maka hendaknya ia melihat Imam Mahdi as.
Penantian pada hakikatnya merupakan proses yang sangat penting dan konstruktif dan para penanti akan mengetahui tanggung jawab yang harus mereka lakukan pada masa ghaibah Imam Mahdi as. Para penanti harus selalu mempersiapkan diri baik dari sisi ilmu dan amal, karena Imam Mahdi as dapat muncul setiap saat.
Dengan kata lain, tujuan kemunculan Imam Mahdi as harus diselaraskan dengan amal yang proporsional. Sosok yang hendak memerangi kartil-kartil kekuatan dan kefasadan internasional itu akan muncul pada masa telah terjadi perubahan di seluruh sektor. Orang yang menanti dengan penuh kesadaran dapat memberikan perubahan pada dirinya dan masyarakatnya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam hal ini mengatakan, "Kalian harus mempersiapkan kemunculan Imam Mahdi as. Tidak bisa dimulai dari nol. Masyarakat harus siap menerima kemunculan Imam Mahdi as, sehingga mereka siap untuk menghadapi perubahan. Selain itu semua, maka kisah dan sejarah para nabi pada masa lalu akan terulang kembali. Banyak para nabi Ulul Azmi yang tidak dapat membersihkan dunia dari keburukan dan kefasadan.
Namun bagaimana kita harus mempersiapkan diri?
Kita para penanti Imam Mahdi as harus membangun kehidupan kita hari ini di jalan yang diupayakan oleh pemerintahan Imam Mahdi as. Contohnya, dalam pembentukan sebuah masyarakat, masalah keadilan adalah hal yang paling esensial sekali. Di dunia kita dewasa ini, sebagian orang memperoleh keistimewaan secara tidak sah dan mereka tamak dalam hal ini. Orang-orang tersebut bahkan tidak segan-segan menistakan hak-hak kaum tertindas dan papa. Sebab itu harus diupayakan pemberantasan diskriminasi dan kezaliman dalam masyarakat hingga kita jelang masa depan yang cerah. Perlu ditekankan pula bahwa manusia harus mempersiapkan diri untuk hidup pada masa yang ketidakadilan dan kezaliman tidak memiliki tempat dalam kehidupan. Pada masa itu, perang dan ancaman tidak lagi membayangi bangsa-bangsa. Keadilan, ketenteraman, dan kesejahteraan, dirasakan oleh seluruh umat manusia.
Tugas terpenting seorang penanti adalah mengenal, membina, dan menghiasi jiwa mereka dengan budi pekerti. Ia harus mengenal Imam Mahdi as dan seluruh kriterianya. Karena pengetahuan merupakan sumber perubahan dalam diri dan masyarakat. Pengetahuan akan mencegah manusia untuk tidak peduli dan terjerumus pada kenistaan.
Para penanti akan berupaya keras untuk menjadi pengikut yang dibanggakan oleh Imam Mahdi as dan termasuk di antara para pengikut terdekat dengan beliau. Dalam hal ini Imam Jakfar As-Shadiq mengatakan, "Barang siapa yang ingin menjadi sahabat Imam Mahdi as, maka ia harus menanti, bertakwa dan berbudi pekerti. Dan jika ia mati dalam keadaan seperti itu, maka pahalanya adalah seperti orang yang akan bertemu dengan Imam Mahdi as."
Dalam riwayat dan hadis disebutkan, para penanti Imam Mahdi as memiliki posisi dan kedudukan seperti orang-orang yang berperang di sisi Rasulullah saw dan beliau menyebut mereka sebagai saudara. Hati para penanti harus seperti pelita yang bersih dan terang. Imam Jakfar As-Shadiq as mengatakan, "Orang yang meninggal dalam keadaan dia menanti munculnya Imam Mahdi as, maka ia seperti orang yang berada satu kemah dengan beliau. Tidak, melainkan ia juga seperti orang yang berperang di sisi Rasulullah saaw."
Dewasa ini, kita dapat menyaksikan indikasi para penanti sejati Imam Mahdi as di berbagai penjuru dunia. Orang-orang yang berupaya menjalin ikatan spiritual dengan jiwa yang suci dan mulia tersebut, maka setiap pagi mereka akan memperbaharui baiat dengan Imam Mahdi dan berkata:
"Ya Allah, pada pagi hari ini dan setiap masa dalam hidupku, aku memperbarui seluruh janji dan baiatku kepada Imam Mahdi, bahwa aku tidak akan mengingkari baiat tersebut dan selalu berkomitmen terhadapnya.
Ya Allah....golongkan aku dalam para sahabat setia Imam Mahdi as dan pembela kesuciannya, pemuji kelayakannya, pejuang tujuannya, dan penjaga keberadaannya yang mulia." (IRIB)

0 komentar:

Posting Komentar