Selasa, 02 Oktober 2012

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian kedua)

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian kedua) 

Ia akan datang. Ia akan muncul dari balik awan kegelapan masa, ia bersinar bagaikan matahari menerangi kelamnya kehidupan manusia. Ia muncul untuk mengungkap rahasia kehidupan dan memberikan makna yang dalam pada sejarah. Ia adalah Mahdi as yang dijanjikan Allah swt, sang penyelamat umat manusia dan pewaris kepemimpinan ilahi di muka bumi. Pada masa kemunculannya, seluruh unsur kejahilan akan sirna dan seluruh dunia akan bergerak menuju keadilan, persahabatan, dan persamaan. Pada saat itu, orang-orang yang saleh akan berkuasa di muka bumi.
Para penguasa zalim Bani Abbas mendengar berita dan riwayat tentang kelahiran seorang dari Ahlul Bait as yang akan mengakhiri seluruh kezaliman dan ketidakadilan di dunia. Hadis dari Rasulullah saw yang diturunkan dari generasi ke generasi menyebutkan, "Aku memberitahukan kalian tentang Mahdi yang akan memenuhi bumi dengan keadilan pada masa pertikaian antara umat manusia dan ketika dunia dipenuhi kezaliman dan kejahatan. Para penghuni langit dan bumi ridha terhadapnya."
Berita kelahiran sang penyelamat umat manusia ini telah merampas ketenangan dan ketenteraman para penguasa despotik dan zalim. Mereka menyadari bahwa sang penyelamat tersebut adalah putra Imam Hasan Askari as. Ia akan menghancurkan benteng-benteng kesesatan dan kefasadan serta menggulingkan pemerintahan para penguasa zalim. Para pemimpin Bani Abbas sangat mengkhawatirkan masa depan kekuasaan mereka.
Demi memadamkan cahaya terang Ahlul Bait as ini, mereka mengirim para mata-mata ke kediaman Imam Hasan Askali as untuk mengawasi seluruh gerak-gerik beliau beserta keluarga. Mereka hendak membunuh Imam Mahdi as. Dengan demikian, mereka beranggapan dapat mencegah terealisasinya janji Allah swt yaitu munculnya sang penyelamat umat manusia. Namun Allah swt menunjukkan kuasa-Nya dan tanpa pengetahuan musuh, Allah swt telah menebar semerbak harum di muka bumi dengan wujud Imam Mahdi as.
Tahun 255 Hijriah. Hakimah bibi Imam Hasan Askari as yang sedang berada di rumahnya dipanggil oleh Imam. Imam Hasan Askari berkata, "Bibi, malam ini adalah pertengahan bulan Sya'ban. Ketika kamu singgah maka menginaplah di sini. Allah swt pada pertengahan bulan Sya'ban akan melahirkan bayi yang menjadi hujjah-Nya di muka bumi."
Hakimah menjawab:"Sapa ibu bayi itu?"
Imam berkata: "Istriku, Narges."
Dengan sangat terkejut Hakimah berkata: "Jiwaku untuk mu. Namun aku tidak menyaksikan tanda-tanda kehamilan dari wanita mulia ini".
Imam tersenyum dan berkata: "Untuk itulah aku berharap agar kau menginap. Ia seperti ibu Nabi Musa yang tidak seorangpun tahu bahwa ia hamil".
Hakimah malam itu datang ke rumah Imam Hasan Askari as. Narges, sosok wanita agung dan bersahaja itu dengan wajah ceria berkata kepada Hakimah: "Selamat datang bibi".
Hakimah berkata: "Junjunganku dan keluarga kami. Malam ini Allah akan menganugerahkan seorang putra yang menjadi pemimpin di dua dunia".
Mendengar ucapan Hakimah itu Narges menundukkan kepala dan duduk perlahan-lahan.

Dalam lanjutan cerita ini, Hakimah menjelaskan:
"Malam itu, setelah menunaikan shalat, aku berbuka puasa dan tidur. Pertengahan malam aku bangun untuk menunaikan shalat malam. Aku melihat Narges yang sedang shalat namun tidak tampak sedikit pun tanda-tanda kehamilannya. Setelah shalat aku kembali tidur. Namun tak lama setelah itu aku terjaga dengan jantung berdebar. Saat itu Narges juga terjaga, namun tetap saja tidak ada tanda-tanda. Hampir saja aku meragukan ucapan Imam Hasan Askari as. Namun seketika Imam memanggilku dengan suara lantang dan berkata: "Bibi, jangan heran, waktunya telah dekat". Di saat aku tengah membaca AlQuran, tiba-tiba Narges berdiri dengan wajah pucat. Jantungku berdebar keras. Aku menyebut nama Allah dan mendekati Narges. Tak lama kemudian, lahir bayi yang berbeda dengan bayi lainnya, ia sangat suci. Ia bersinar bagaikan bulan. Setelah lahir, bayi yang dinantikan itu bersujud dan bersyukur kepada Allah swt serta mengucapkan syahadah atas keesaan-Nya. Aku menggendong bayi itu. Ketika itulah Imam Hasan Askari as berkata; "Bibi tercinta, bawa putraku padaku", dan aku pun membawa putra itu ke hadapan Imam.

Ketika menyaksikan kegagalan makar musuh dan keadian akan ditegakkan oleh putranya yang tercinta, Imam Hasan Askari as bergembira dan berkata: "Syukur kepada Allah swt yang tidak menarikku dari dunia ini sebelum aku menyaksikan pewarisku, ia adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw dari sisi perilaku dan wajah. Allah swt akan menjaganya pada masa ghaibah, kemudian ia akan memunculkannya untuk menebar keadilan di dunia yang dipenuhi kezaliman dan kefasadan". (IRIB)

0 komentar:

Posting Komentar