Sabtu, 06 Oktober 2012

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian keenam)

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian keenam) 

 Keyakinan terhadap masalah kemunculan dan penantian juru selamat dunia merupakan khazanah yang sangat mulia dan memiliki banyak berkah. Seluruh bangsa di dunia dapat mengambil manfaat keyakinan tersebut. Pokok penantian juru selamat termasuk di antara ajaran pokok Islam dan bahwa umat manusia tidak boleh merasa putus asa mengharapkan rahmat Allah swt. Dengan kata lain, penantian berarti memiliki hari yang penuh dengan harapan dan optimistis terhadap nasib umat manusia. Tentu tidak semua orang dapat merasakan pesan itu, namun sudah selama bertahun-tahun lamanya umat manusia telah menanti-nantikan datangnya sang juru selamat yang akan mengakhiri penderitaan umat manusia. Namun pasti ia akan datang. Inilah keyakinan yang sebenarnya terhadap penantian juru selamat.
Mari kita contohkan sebuah kapal yang terombang-ambing oleh badai dahsyat dan para penumpangnya hanya memiliki persediaan makanan dan minuman terbatas. Jika para penumpang tersebut mengetahui bahwa tidak ada pantai hingga radius ribuan kilometer, apa yang akan mereka lakukan? Apakah menurut Anda mereka akan terus menjaga kapal tersebut bergerak maju? Jawabannya jelas tidak.
Mereka tentu tidak memiliki acuan atau semangat untuk melakukannya. Mereka akan melakukan hal-hal yang tidak berguna dan hanya bersifat menghabiskan waktu di atas kapal tersebut. Misalnya, orang yang tidak peduli akan tidur dengan tenang hingga ia mati, atau orang yang zalim maka ia akan mengganggu orang lain, merampas hak orang lain sehingga dengan demikian ia berharap dapat bertahan hidup lebih lama beberapa jam.
Namun jika para penumpang kapal tersebut meyakini bahwa di sekitar mereka terdapat pantai yang aman, maka tidak penting lagi jauh atau dekatnya jarak dari pantai tersebut. Yang terpenting adalah ada pantai yang dapat mereka tuju. Dengan harapan tersebut, para penumpang kapal itu akan berupaya untuk sampai ke pantai. Meski mereka tidak punya waktu untuk itu, namun mereka tetap akan berusaha menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Ini adalah hasil dari harapan yang mereka tanamkan dalam hati.
Sebesar apapun kadar harapan dalam diri manusia, maka sayap-sayap keputusasaan tidak akan berkepak lagi. Harapan akan mendorong manusia untuk berupaya, bergerak, dan bertahan hidup hingga sampai pada tujuan.
Di sepanjang sejarah kehidupan sosialnya, umat manusia bagaikan para penumpang sebuah kapal yang diterjang badai. Umat manusia tidak pernah lepas dari masalah yang ditimbulkan oleh para penguasa zalim yang berusaha menguasai seluruh aspek kehidupan. Harapan akan memberikan manusia kekuatan untuk bertahan di hadapan setiap kezaliman dan kesombongan. Selain meyakini bahwa penderitaan tersebut pada satu hari akan berakhir, harapan juga memotivasi umat manusia untuk berjuang. Penantian terbitnya matahari pagi kebebasan dan keadilan, akan meniupkan semangat hidup yang bergelora dalam diri manusia.
Menurut Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei: "Harapan tersebut akan memberikan pada kedua lengan kita, akan menerangi hati kita, dan menjelaskan bahwa setiap gerakan keadilan merupakan poros perputaran alam dan sejarah umat manusia. Dengan demikian, berdasarkan perspektif seperti ini, masalah Imam Mahdi as bukan hanya khusus untuk kaum Syiah atau bahkan kaum muslim saja, melainkan penantian seluruh manusia dan bangsa di dunia. Harapan ini tertanam pada diri manusia yang menggerakkan sejarah umat manusia menuju perbaikan."
Dengan demikian, penantian sangat berkaitan erat dengan kesehatan jiwa. Keyakinan terhadap agama, akan menyirami jiwa dan memberikan makna yang dalam pada kehidupan. Penantian dapat menjadi sarana peningkatan dan perkembangan kemampuan individu dalam berperan di kancah sosial, serta upaya untuk mengubah nasib.
Ketika manusia sedang dalam penantian, maka ia juga akan mempersiapkan diri dan merasa bergairah. Penantian kedatangan sang juru selamat meningkatkan kemampuan manusia untuk bertahan dan bersabar dalam menghadapi segala macam cobaan. Bukti nyatanya adalah ketabahan umat manusia dewasa ini. Meski saat ini manusia menghadapi berbagai kendala besar baik dari sisi materi maupun spiritualitas, namun mereka tetap mengharapkan masa depan yang cerah. Karena harapan atas munculnya sang juru selamat dapat menyejukkan hati dan membuat jiwa manusia lebih tabah menghadapi kezaliman dan ketidakadilan. (IRIB)

0 komentar:

Posting Komentar