Jumat, 12 Oktober 2012

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian keduabelas)

Semerbak Harum Mahdi as (Bagian keduabelas)

Dari ufuk nan jauh di sana, akan datang seorang laki-laki yang telah lama kita nantikan. Kemuliaan dan keagungannya mengingatkan kita semua pada akhlak mulia Rasulullah saw, serta menghidupkan kembali gambaran tentang Nabi Musa dalam benak kita.

Ia mengetahui penderitaan dan kemazluman yang tidak pernah terungkapkan.
Ia mengetahui penderitaan dan kepedihan yang dialami oleh anak-anak yang terlantar dan yatim.
Ketika ia datang, langit ini akan tampak lebih biru, bintang-bintang di angkasa pun akan memancarkan cahayanya lebih terang. Maka marilah kita bersama-sama memanjatkan doa, "Ya Allah, percepatlah kedatangan sang penyelamat manusia".
Seorang pakar sejarah asal Perancis, Gustave Le Bon mengatakan, "Para pengkhidmat terbesar umat manusia adalah orang-orang yang mampu membuat manusia tetap optimis." Gambaran indah yang disuguhkan oleh agama tentang masa depan umat manusia membuat seluruh manusia memiliki harapan dan keinginan untuk menggapai masa depan tersebut.
Sebab itu, munculnya ketidakadilan dan ketimpangan di dunia, membuat manusia-manusia yang optimis untuk selalu berupayamemberantas ketidakadilan dan ketimpangan tersebut. Manusia mengharapkan perubahan global secara fundamental hingga kesewenang-wenangan, ketamakan, arogansi, dan aksi konfrontatif, digantikan dengan persamaan, persahabatan, perdamaian, dan kasih sayang. Dengan demikian, harapan dan optimisme selalu terdapat dalam diri dan jiwa manusia.
Imam Ali as menyatakan bahwa harapan itu akan terealisasi ketika pemerintahan dan kekuasaan berada di tangan Imam Mahdi as. Menurut Imam Ali as, di masa mendatang, akan muncul seorang yang memerintah dan pemerintahannya tidak sama dengan pemerintahan biasa. Ia akan menghukum para penguasa zalim dan arogan atas seluruh perbuatan keji mereka.
Nahjul Balaghah adalah khazanah bernilai dalam membimbing manusia menuju kebahagiaan. Imam Ali as dalam sejumlah khutbah dan pidatonya yang tercatat dalam kitab ini, berbicara mengenai masa depan dunia dan sejumlah peristiwa pada akhir zaman kelak. Dengan menimba pengetahuan dari kitab ini, manusia akan terbimbing dalam meniti jalan gelap pada masa ghaibah ini. Manusia dapat menemukan jalan yang benar di antara berbagai fitnah dan gejolak. Bimbingan tersebut tidak pernah berhenti sampai pada masa kemunculan Imam Mahdi as, sang juru selamat.
Imam Ali as dalam khutbah yang disebutkan pada awal kitab Nahjul Balaghah, menyatakan bahwa Allah swt tidak pernah membiarkan manusia tanpa nabi, atau kitab langit, argumentasi yang jelas, dan jalan yang pasti. Begitu juga Allah swt tidak akan membiarkan bumi ini kosong dari hujjah-Nya.
Dalam kitab Nahjul Balaghah disinggung soal munculnya berbagai fitnah yang menyeret manusia pada garis kegelapan dan penyimpangan. Dalam khutbah 138 Imam Ali as mengatakan, "Imam Mahdi as, akan melakukan hal-hal pokok. Langkah terpenting yang dilakukan oleh sang penyelamat dunia adalah memberikan bimbingan sebenarnya yang akan mengalahkan seluruh hawa nafsu." Imam Ali as menambahkan, "Pada masa ketika manusia mengikuti hawa nafsunya, Imam Mahdi as akan membuat seluruh kecenderungan mengikuti wahyu. Di saat masyarakat mengemukakan berbagai macam pandangan tentang al-Quran dengan mengatasnamakannya sebagai tafsir al-Quran, Imam Mahdi as akan membuat seluruh pendapat dan pandangan mengikuti al-Quran."
Jelas bahwa ketika manusia memiliki jiwa yang bersih dan adil, maka ia akan selalu berusaha untuk menegakkan keadilan dalam masyarakat. Menurut Imam Khomeini ra penyebaran keadilan pada pemerintahan global Imam Mahdi as, akan sangat luas jangkauannya. Keadilan tersebut akan menyelimuti seluruh penjuru dunia bahkan merasuk ke dalam jiwa manusia. Beliau mengatakan, "Di dalam seluruh jiwa terdapat penyimpangan. Bahkan dalam jiwa orang-orang yang sempurna, terdapat penyimpangan meski mereka tidak menyadarinya. Dalam akhlak, ideologi, dan perilaku mereka terdapat penyimpangan. Imam Mahdi as berkewajiban untuk meluruskan seluruh penyimpangan tersebut dan menetralisirnya, sehingga terbuktilah makna bahwa dunia telah dipenuhi dengan keadilan setelah dipenuhi dengan kezaliman.
Ketika menjelaskan tentang peristiwa pada akhir zaman, Imam Ali as menekankan poin ini bahwa Imam Mahdi as adalah keturunan Ahlul Bait Rasulullah saw. Yaitu orang-orang yang disebut oleh Imam Ali as bagaikan bintang-bintang yang jika salah satu di antaranya padam maka muncullah bintang lainnya hingga muncul orang terakhir di antara bintang-bintang tersebut. Imam Ali as mengatakan, "Setelah masa penyimpangan, dunia akan berpaling kepada kami (Ahlul Bait)."
Dalam Nahjul Balaghah disebutkan gambaran tentang keindahan dunia pada masa Imam Mahdi as. Menurut Imam Ali as, pada masa Imam Mahdi as kelak, harum aroma penghambaan dan ketaatan terhadap Allah swt akan memenuhi seluruh penjuru dunia. Keadilan, persamaan, dan persahabatan dapat disaksikan di mana-mana. Imam Mahdi as bagaikan tabib yang bepergian ke setiap tempat untuk mengobagi luka-luka. Dengan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan obat-obatannya, Imam Mahdi as menyembuhkan penyakit kelalaian dan kebingungan.
Pada masa itu, bumi akan mengeluarkan seluruh khazanah dan tambang-tambangnya, bahkan menyerahkan kunci-kuncinya kepada Imam Mahdi as. Kemudian Imam Mahdi menunjukkan kepada manusia keadilan sebenarnya. Imam Mahdi akan menghidupkan kembali al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. (IRIB)

 

0 komentar:

Posting Komentar